Merajut bagiku bagaikan candu yang sangat mengasyikkan dan selalu membuatku ketagihan. Tiada hari tanpa merajut. Aku selalu membawa alat rajut kemanapun pergi. Semua tasku kuisi benang dan jarum hook. Apalagi kalo mau bepergian, jelas "alat perang" ngga boleh ketinggalan. Di mobil, di bus, di kereta api dan di pesawat merajut teruusss... Lumayan hasilnya, kalo perginya sebentar bisa menghasilkan rajutan berukuran kecil seperti bunga, kupu, ikat rambut, dasi, bando, topi bayi dan lain-lain.. Kalo perjalanannya lama, bisa jadi baju bayi tuh hehe...
Selama merajut banyak suka dukanya juga lho. Dukanya kalo itungannya salah dan harus mengulang dari awal, hadeeuhh bisa setengah menangis pas membongkarnya. Kalo benangnya ruwet juga bisa bikin masalah, tapi kalo ngga mau pusing biasanya langsung kugunting dan kusambung aja benangnya.. Yang paling nyebelin kalo nemuin benang yang banyak banget sambungannya, acara merajut jadi tambah lama karena kadang2 sambungannya asal dan terpaksa harus disambung ulang. Sukanya kalo bisa baca pola yang sulit, begitu rajutannya selesai, rasanya seperti naik kelas. Atau kalo kita bisa bikin sesuatu yang baru dengan desain sendiri, rasanya puas karena ngga ada yang menyamai, jadinya eksklusif gitu. Apalagi kalo banyak orderan, rasanya happy karena karya kita dipakai orang lain.
Berbicara tentang "Rajutan Paling Berkesan", menurutku yang berkesan itu adalah sesuatu yang tak terlupakan, susah membuatnya tapi hasilnya luar biasa. Aku mengalaminya saat merajut SARUNG TANGAN. Saat itu aku mendapatkan pesanan 8 set sarung tangan dengan warna benang sesuai kulit dan 15 cm diatas pergelangan tangan. Sebelumnya aku pernah membuat sarung tangan terbuka yang tidak ada jarinya (Fingerless) serta sarung tangan tertutup yang hanya ada jempolnya dan empat jari lainnya tertutup jadi satu. Kupikir permintaannya seperti itu makanya aku menyanggupi. Setelah jadi 1 set dan kuperlihatkan, olala.. ternyata permintaannya adalah sarung tangan yang ada jari-jarinya semua. Walaupun aku belum pernah membuat sarung tangan berjari itu, namun aku berpikir bahwa aku akan bisa. Aku merasa tertantang jadi aku teruskan melanjutkan pesanan itu.
Mulailah aku minta tolong om Google untuk mencarikan pola sarung tangan yang berjari-jari itu. Ternyata aku tidak menemukan pola sarung tangan berjari itu, semua literatur yang kudapat adalah sarung tangan tanpa jari dan yang hanya ada jempolnya itu saja. Mulailah terjadi kepanikan, dalam hati berkata, "Aduh, sanggup ngga ya ngerjainnya". Tapi karena udah terlanjur menerima pesanan itu, aku usaha mati-matian untuk bisa mengerjakannya. Aku diskusi ama suami, kira-kira gimana ya caranya. Saat dia liat aku bikin sarung tangan yang ada jempolnya, dia mengamati dan memikirkan bagaimana menyambung empat jari lainnya. Lalu aku buat semua jari secara terpisah dengan ukuran sesuai jari masing-masing. Saat akan menyambung jadi satu, suami mulai menghitung dan memberi masukan, dicoba berulang kali akhirnya bisa nyambung semuanya. Duuhhh senengnya... Kemudian aku teruskan sampai selesai. Tapi saat dipakai ternyata tidak lurus alias bengkok dan agak melintir... jadi kurang nyaman kalo dipakai. Aku coba otak atik lagi, buat sarung tangan lagi, sampai berkali-kali. Tak ada rasa capek ataupun putus asa, yang ada rasa ingin segera menyelesaikan dengan hasil yang baik.
Setelah berhari-hari mencoba membuat sarung tangan dengan berbagai versi hitungan, akhirnya aku dapatkan hitungan yang menurutku bisa digunakan, walaupun hitungannya harus disesuaikan juga dengan besar telapak tangan pemakainya. Rasanya puas sekali bisa menciptakan sesuatu yang baru dengan desain sendiri dan aku berhasil menyelesaikan pesanan sarung tangan tepat waktu seperti yang kujanjikan. Setelah sarung tangan itu jadi, akupun baru tahu bahwa si pemesan sebenarnya sudah pesan ke orang lain namun ditunggu sampai hampir 2 tahun pesanannya tidak selesai juga, mungkin karena tidak punya pola sehingga tidak bisa mengerjakan atau barangkali orderannya terlalu banyak sehingga tidak sempat membuat sarung tangan yang agak rumit pembuatannya. Aku bersyukur mendapatkan pengalaman merajut sarung tangan itu, sangat berkesan hehe...
Merajut selalu menimbulkan semangat yang memberikan energi sangat besar untuk dapat mewujudkan keinginan membuat suatu karya yang membutuhkan kerja keras. Bila sudah tercapai ada rasa puas yang membuat bahagia dan selalu terus ingin berkarya. Hal itulah yang membuatku kecanduan !!